Salimbai id, KOTA JAMBI – Untuk mewujudkan Kota Jambi BAHAGIA yang salah satu elemennya adalah Kota Jambi yang “Agamis”, Pemerintah Kota Jambi terus mengambil langkah-langkah progresif.
Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, MKM, bersama Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, SE, MA, menggelar rapat bersama puluhan guru tahfiz Quran, Selasa (6/5/2025), di Kantor Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setda Kota Jambi.
Rapat tersebut membahas penguatan program Tahfiz Quran yang akan digencarkan sebagai upaya mencetak generasi penghafal Al-Quran (hafiz dan hafizah) di Kota Jambi.
“Inilah menjadi mimpi dan harapan kita semua. Tentu Pemerintah Kota Jambi, para orang tua, dan anak-anaknya sendiri ingin bisa membaca Al-Quran,” ujar Wali Kota Maulana.
Ia menjelaskan bahwa program ini telah memiliki dasar hukum yang kuat dan telah disesuaikan dengan ketentuan regulasi.
“Program Tahfidz Quran ini menjadi payung hukumnya, cantolannya. Tapi, alhamdulillah, prosesnya secara regulasi sudah bisa kita selesaikan,” tambahnya.
Maulana juga menyinggung kendala sebelumnya terkait keterbatasan anggaran dan larangan pengangkatan guru honorer.
“Yang selama ini kan di-PHK, dirumahkan, tidak ada anggaran, dan tidak boleh mengangkat guru honorer,” ungkapnya.
Namun demikian, ia menegaskan telah mengambil langkah kebijakan khusus untuk mendorong keberlangsungan program tersebut.
“Akan tetapi saya mengambil kebijakan. Program ini sangat bagus, maka kita dorong ke Kabag Kesra sebagai penanggung jawab,” tuturnya.
Sebanyak 73 hafiz dan hafizah telah direkrut dalam pelaksanaan program ini. Wali Kota menjelaskan bahwa pola kerja mereka akan disesuaikan agar lebih efektif dan efisien.
“Polanya kita ganti. Mereka bisa mengajar di dua atau tiga sekolah yang dekat dengan rumahnya. Tidak boleh terlalu jauh, sehingga mobilisasinya lebih mudah dan waktunya fleksibel,” jelasnya.
Lebih lanjut, Wali Kota menyampaikan bahwa siswa di setiap sekolah akan diseleksi terlebih dahulu, lalu dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan kemampuan membaca Al-Quran.
“Kelompok pertama adalah yang belum bisa membaca Al-Quran. Kelompok kedua sudah bisa, tapi masih minim. Kelompok ketiga adalah mereka yang memiliki minat untuk menghafal Al-Quran,” pungkasnya. (Adv)
Discussion about this post