Kota Jambi, Salimbai.id — Pemerintah Kota Jambi tidak lagi hanya berwacana dalam urusan pengembangan pariwisata. Dalam wawancara usai memimpin rapat pemanfaatan kawasan kuliner malam yang dilakukan Rabu (6/8), Wali Kota Maulana memaparkan serangkaian langkah konkret untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) lewat sektor wisata yang lebih hidup dan terkoneksi.
Fokus utama diarahkan pada pengembangan 10 titik kawasan wisata baru yang ditargetkan bisa dinikmati mulai tahun ini hingga tahun depan.
“Kita punya potensi luar biasa, dari budaya, alam, kuliner, sampai wisata air. Dan ini bukan hanya untuk warga lokal, tapi juga pengunjung dari luar kota, bahkan luar provinsi,” ujar Maulana.
Untuk mendukung mobilitas wisatawan, Pemkot menyiapkan sarana transportasi publik berbasis listrik. Salah satunya adalah bus dua tingkat tanpa atap yang kini tengah masuk proses karoseri. Bus ini akan menjadi kendaraan wisata yang bisa mengantar turis berkeliling menikmati titik-titik ikon kota yang telah dipercantik dengan tata cahaya malam (lighting).
Beberapa kawasan mulai ditata ulang, bukan hanya untuk estetik tapi juga fungsional. Area sekitar rumah dinas wali kota menuju Museum Siginjai kini dilengkapi jalur pedestrian. Kawasan Murni Awar Jaya hingga Sultan Agung akan menyusul. Di wilayah itu, ada bangunan heritage peninggalan Belanda dari tahun 1926 yang akan diberi pencahayaan khusus, serta pusat kuliner.
Tak berhenti di situ, wajah kawasan Sumantri Brojonegoro dirancang menjadi ruang publik bergaya milenial. Sementara di Taman Remaja, pemerintah memadukan konsep kuliner, alam, dan ruang ekspresi seni.
“Akan ada spot konser mini, tempat nyanyi-nyanyi, di bawah pohon dengan lighting dan pagar yang sedang diperbaiki. Kami ingin tempat ini benar-benar hidup,” jelas Maulana.
Wacana memindahkan pusat keramaian dari Tugu Keris juga dijelaskan. “Tugu Keris tetap akan kita jaga, tapi tidak lagi dipakai untuk konser yang memicu macet. Pedagang tetap bisa berjualan, tapi konsepnya kita tata,” tambahnya.
Kawasan pasar lama dan terminal Rawasari juga akan ditata dengan pendekatan budaya. Festival Sungai Asam akan dihidupkan sebagai ruang berkegiatan kreatif. Untuk kawasan Pasar Tua, Pemkot akan meluncurkan pusat kuliner dan budaya pada September mendatang.
Lebih ambisius lagi, Wali Kota mengungkap rencana membangun danau buatan seluas 9 hektar sebagai solusi banjir sekaligus wisata air. Fasilitas jogging track, air mancur malam berlampu, dan zona rekreasi diharapkan menjadikannya ikon baru Kota Jambi.
Seluruh titik wisata akan terhubung dalam satu sistem transportasi publik berbasis listrik yang ramah lingkungan. Dengan dukungan bus-bus yang terkoneksi ke hotel dan titik keramaian, wisatawan tidak perlu bergantung pada kendaraan pribadi.
Program lain yang juga tengah digarap adalah penataan pedagang kaki lima (PKL). Perda retribusi yang disiapkan tak hanya untuk menarik pendapatan, tapi juga penataan sistemik agar lingkungan tetap bersih.
“Kita tidak minta besar, tapi rapi. Ada yang tangani limbahnya, ada yang kelola sampahnya. Ekonomi tumbuh, kota tetap bersih,” tegasnya.
Pemkot juga menyiapkan subsidi tarif bagi transportasi publik ramah lingkungan agar masyarakat bisa menikmati layanan nyaman tanpa biaya tinggi. Pada bulan September, program ini akan ditambah dengan lima armada baru.
Dari penataan ruang, pemanfaatan warisan budaya, hingga pembangunan infrastruktur transportasi ramah lingkungan. (Adv)
Discussion about this post